Kamis, 26 April 2012

LAPORAN KIMIA PENGENALAN GUGUS FUNGSI (BENZENA)








A.    JUDUL LAPORAN : PENGENALAN GUGUS FUNGSI
( BENZENA )
B.     TUJUAN PERCOBAAN :
1.      Mengenal perbedaan golongan kimia senyawa organic berdasarkan gugus fungsi kimia.
2.      Membandingkan sifat fisik dan kimia dari golongan senyawa organik seperti Hidrokarbon, Alkohol, Fenol, Asam Karboksilat, dan senyawa aromatic
3.      Menguji gugus fungsi yang penting dalam bidang kimia, biokimia, dan fisiologi
C.    DASAR TEORI :
Benzena, juga dikenal dengan rumus kimia C6H6, PhH, dan benzol, adalah senyawa kimia organik yang merupakan cairan tak berwarna dan mudah terbakar serta mempunyai bau yang manis. Benzena terdiri dari 6 atom karbon yang membentuk cincin, dengan 1 atom hidrogen berikatan pada setiap 1 atom karbon. Benzena merupakan salah satu jenis hidrokarbon aromatik siklik dengan ikatan pi yang tetap. Benzena adalah salah satu komponen dalam minyak bumi, dan merupakan salah satu bahan petrokimia yang paling dasar serta pelarut yang penting dalam dunia industri. Karena memiliki bilangan oktan yang tinggi, maka benzena juga salah satu campuran penting pada bensin. Benzena juga bahan dasar dalam produksi obat-obatan, plastik, bensin, karet buatan, dan pewarna. Selain itu, benzena adalah kandungan alami dalam minyak bumi, namun biasanya diperoleh dari senyawa lainnya yang terdapat dalam minyak bumi. Karena bersifat karsinogenik, maka pemakaiannya selain bidang non-industri menjadi sangat terbatas.
Turunan dari senyawa benzena terjadi karena salah satu atom hidrogen dalam ring benzena diganti atau disubstitusi oleh atom atau gugus lain. Senyawa-senyawa tersebut meliputi touluen adalah benzena yang mengandung gugus metil, apabila mengandung gugus halogen dinamakan halobenzena. Sedangkan yang mengandung gugus hidroksi dan gugus nitro secara berurutan dinamakan fenol dan nitrobenzena. Struktur molekul untuk turunan senyawa benzena disederhanakan dalam Gambar 12.72.
Gambar 12.72. Beberapa senyawa turunan benzena
Benzena dapat di hidrogenasi menghasilkan suatu sikloalkana dengan bantuan katalis logam. Reaksi ini disederhanakan pada Gambar 12.74. Senyawa benzena akan mengalami reduksi dan akan menerima atom H, dengan cara melepaskan ikatan rangkapnya. Reaksi ini tidak berlangsung sederhana namun memerlukan katalisator logam khususnya platina atau nikel.
Bagan 12.74. Reaksi hidrogenasi benzena
Benzena merupakan senyawa organik yang sangat beracun bagi manusia dan dapat menyebabkan kerusakan hati. Namun toluena jauh kurang beracun, meskipun bukan tidak berbahaya. Hal ini disebabkan karena perbedaan senyawa intermediet yang dihasilkan pada saat akan dibongkar dalam tubuh. Untuk toluen menghasilkan senyawa intermediet asam benzoat yang dapat diekskresikan, sehingga tidak akan menimbulkan masalah kesehatan.
D.    ALAT DAN BAHAN :
1.      Alat yang digunakan :
Alat
fungsi





Tabung reksi, berfungsi sebagai tempat untuk mereaksikan zat.






Gelas ukur, berfungsi untuk mengukur volume larutan





Pipet tetes, berfungsi untuk meneteskan larutan dalam jumlah kecil




Gelas piala, berfungsi mengaduk, mencampur dan memanaskan cairan. . Gelas piala tidak dapat digunakan untuk mengukur volume

2.      Bahan yang digunakan :
1.      HNO3


HNO3 adalah asam kuat yang sangat korosif. Berdasarkan sifatnya, asam nitrat dikelompokkan sebagai salah satu bahan kimia berbahaya atau B3.
2.      H2SO4


Asam sulfat, H2SO4, merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan.
3.      Benzena


Benzena adalah senyawa kimia organik yang merupakan cairan tak berwarna dan mudah terbakar serta mempunyai bau yang manis.
4.      Air



Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar.
E.     PROSEDUR KERJA
1)   
HNO3 1 ml
 

                                             -mencampurkan dengan 2 ml H2SO4
                                             -mendinginkan di bawah air kran
-          larut
-          Terbentuk 2 lapisan
-          Tidak larut setelah di tambahkan benzena
                                             -menambahkan 1 ml Benzena




Larutan HNO3+ H2SO4 + benzena
 
2)       

                                                -memasukkan dalam gelas kimia yang berisi Air
                                                -menambahkan 6 tetes benzena
                                                -memanaskan di atas penangas air
-          Tidak larut
-          Berbentuk seperti minyak yang mengendap ke dasar gelas piala dan berbau bensin
-          Sebagian larutan benzena mengapung di atas air
-          Terdapat endapan berwarna hitam.
 






F.     HASIL PENGAMATAN :
No
Senyawa
Perlakuan
Hasil pengamatan
1
HNO3 1 ml

-          Di masukkan HNO3 1 ml ke dalam tabung reaksi
-          Di campurkan dengan 2 ml H2SO4
-          Di dinginkan di bawah air keran
-          Di tambahkan 1 ml larutan benzena.
-          Di kocok
-          Larutan menjadi larut





-          Terjadi 2 lapisan dari larutan
-          Tidak larut
2
Larutan HNO3 1 ml + 2 ml H2SO4 + benzena

-          dimasukkan dalam gelas kimia yang berisi Air




-          di tambahkan 6 tetes benzena


-          di panaskan di atas penangas air.
-          Tidak larut
-          Berbentuk seperti minyak yang mengendap ke dasar gelas piala dan berbau seperti bensin.
-          Sebagian larutan benzena mengapung di atas air
-          Terdapat endapan berwarna hitam.


G.    PEMBAHASAN :
Pada percobaan ini yaitu pengenalan gugus fungsi khususnya benzena, prosedur kerja yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1).           Senyawa HNO3 (pekat) sebanyak 1 ml di  ukur dengan menggunakan gelas ukur. Selanjutnya dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Pada saat pengambilan  HNO3  itu dilakukan di dalam ruang asam. Kemudian senyawa   HNO3 (pekat) sebanyak 1 ml  dicampurkan dengan Asam sulfat  ( H2SO4)  yaitu sebanyak 2 ml yang terlebih dahulu di ukur dengan mengunakan gelas ukur. Setelah dicampurkan ternyata HNO3 (pekat) sebanyak 1 ml tidak larut dengan H2SO4  2 ml. Setelah diperoleh larutan dari senyawa HNO3 1 ml dan H2SO4 2 ml, larutan tersebut didinginkan di bawah air kran selama ± 5 menit. Setelah didinginkan maka selanjutnya larutan tersebut ditambahkan dengan benzena sebanyak 1 ml. Hasil pencampuran tersebut diperoleh larutannya menjadi larut dan setelah di tambahkan benzena terjadi 2 lapisan dan tidak larut.
2).           Tahap selanjutnya yaitu larutan dari senyawa HNO3 1 ml dan H2SO4  , dimasukkan ke dalam gelas kimia yang sebelumnya telah diisi dengan air secukupnya. Hasilnya adalah larutan dari senyawa HNO3 1 ml dan H2SO4  2 ml tersebut tidak larut dalam Air, pada larutan juga tampak adanya endapan pada dasar gelas kimia. Endapan ini yang disebut dengan Nitrobenzena, yaitu minyak kuning berat dengan bau khas yang timbul atau bau benzena yang menusuk seperti bensin yang diperoleh dari reaksi antara benzena dan asam nitrat.
Nitrasi Benzena. Campuran asam nitrat pekat dan asam sulfat pekat dengan volume sama dikenal sebagai campuran nitrasi. Jika campuran ini ditambahkan ke dalam benzena, akan terjadi reaksi eksotermal maka hasil reaksi utama adalah nitrobenzena, suatu cairan berwarna kuning pucat.

Reaksinya secara umum:
 


Fungsi asam sulfat dalam reaksi di atas adalah untuk menghasilkan kation nitril, NO2+ dari asam nitrat. Persamaan reaksinya:
2H2SO4 + HNO3 2HSO4 + H3O+ + NO2+
Kation nitril selanjutnya bereaksi dengan benzena membentuk nitrobenzena:
 




Jika campuran nitrasi dan benzena dipanaskan pada suhu di atas 60°C selama lebih kurang satu jam maka gugus nitro yang kedua akan menukargantikan atom H pada cincin benzena. Setelah campuran reaksi dituangkan ke dalam air akan terbentuk kristal kuning pucat dari di–atau tri–nitrobenzena.




H.    KESIMPULAN :
·         Campuran asam nitrat pekat dan asam sulfat pekat dengan volume sama ditambahkan ke dalam benzena, akan menghasilkan reaksi utama yaitu  nitrobenzena.
·         Hasil pencampuran dari senyawa HNO3 1 ml dan H2SO4 2 ml yakni larutan menjadi larut dan setelah di tambahkan benzena terjadi 2 lapisan dan tidak larut.

I.       KEMUNGKINAN KESALAHAN :
1)      Kurangnya ketelitian praktikan dalam melakukan percobaan, sehingga memungkinkan terjadinya kesalahan praktikan dalam mengambil hasil pengamatan,
2)      kurangnya ketelitian praktikan dalam mengukur jumlah senyawa pada gelas ukur,
3)      kurangnya konsentrasi praktikan dalam melakukan percobaan sehingga memungkinkan terjadinya kesalahan dalam pengamatan percobaan



DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipdia.org./wiki/senyawa/benzena-dan-turunannya-kimia-organik